AJARAN BUDI PEKERTI
LUHUR SEBAGAI
DIMENSI KEJIWAAN PENCAK SILAT
DIMENSI KEJIWAAN PENCAK SILAT
PENDAHULUAN
Pencak Silat sebagai bagian integral dari budaya masyarakat Nusantara, dalam substansinya yang utuh dan asli, memiliki dua dimensi yang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, walaupun dapat dibedakan, yakni dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmanian. Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan Nusantara adalah suatu wilayah yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Pencak Silat sebagai bagian integral dari budaya masyarakat Nusantara, dalam substansinya yang utuh dan asli, memiliki dua dimensi yang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, walaupun dapat dibedakan, yakni dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmanian. Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan Nusantara adalah suatu wilayah yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Dimensi
kejiwaan Pencak Silat adalah ajaran budi pekerti luhur, sedangkan dimensi
kejasmani-annya adalah teknik-teknik Pen-cak Silat yang beraneka ragam dan berbeda-beda.
Masing-masing mempunyai sifat dan cara pengkinerjaannya sendiri.
Dimensi
kejiwaan dan dimensi kejasmanian Pencak Silat mengandung 4 nilai sebagai satu
kesatuan, yaitu nilai-nilai etis, teknis, estetis dan atletis Manifestasi dari
nilai-nilai tersebut adalah empat aspek Pencak Silat sebagai satu kesatuan,
yaitu aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga.
Keempat
nilai ini merupakan sumber bagi lahir, tumbuh dan berkembangnya empat cabang
Pencak Silat, yaitu Pencak Silat Mental-Spiritual, Pencak Silat Beladiri,
Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Olahraga. Masing-masing memiliki aspek
mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga sebagai satu kesatuan tetapi
dengan penekanan pada salah satu aspek sesuai dengan kecabangannya.
Keempat
cabang Pencak Silat ini, beserta aliran-alirannya, dilesta-rikan, dikembangkan
dan dima-syarakatkan oleh perguruan-perguruan dan organisasi-organisasi Pencak
Silat dalam bentuk pendidikan, pengajaran dan pelatihan serta berbagai kegiatan
lainnya.
Aspek
dalam pencak silat
Pencak
Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya Pencak Silat mengajarkan
pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya
kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat
sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut
dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi
pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat
mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam
sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna
mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya yang Pancasilais.
Pencak
Silat sebagai seni
Ciri khusus pada Pencak Silat
adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan
musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama
yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus
menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara
wirama, wirasa dan wiraga.Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.
Pencak
Silat sebagai olahraga umum
Walaupun unsur-unsur serta
aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan,
tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari
segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu
sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani.
Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak
maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :
- Olahraga rekreasi
- Olahraga prestasi
- Olahraga massal
- Penetapan istilah yang dipergunakan untuk
Pencak Silat
- Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada
lembaga-lembaga pendidikan
- Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
- Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat
untuk sekolah-sekolah
- Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat
dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
- Menanamkan dan menggalang kegemaran serta
memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
Pencak
Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)
Pertandingan pencak silat juga
diadakan dan diikuti oleh beberapa negara diluar asia, seperti Luxemburg,
Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia,
Selandia Baru.
Program
pembinaan Pencak Silat
Pencak Silat sebagai budaya
Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah,
jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak
820 perguruan/aliran.Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepada setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
- Jalur pembinaan seni
- Jalur pembinaan olahraga
- Jalur pembinaan bela diri
- Jalur pembinaan kebatinan